"Kita Udah Nikah ya?"
Post Wedding Jamal & Nanda Photo by Indie Imaji |
“Kita udah nikah ya?”
Kalimat itu yang sering
terlontar ketika saya dan suami sedang asik ngobrol berdua.
Sebelum tidur disampingnya,
bangun tidur disampinya. Sejak pagi siapin sarapan (kadang-kadang sih, haha),
siang makan masing-masing, malam bareng lagi. Susah tidur kalo suami belum
pulang, dan rindu yang tak pernah alpa. That’s just awkward!
Ya, aneh aja. Dulu sangat
terbiasa sendiri. Semuanya sendiri. Bangun tidur sering (tidak) sarapan, makan
siang sendiri, makan malam apalagi. Tidur sendiri, bangun paginya posisi tidur udah
aserehe.
Ketika masih sendiri, tempat
tidur jarang diberesin, dengan alasan “aah, nanti juga amburadul lagi”. Setelah
nikah, setiap pagi beresin tempat tidur dengan alasan kenyamanan bersama.
Ketika masih sendiri, bawa
baju ke laundry saat “duh, baju sisa 3 nih”. Setelah nikah, stok baju masih
banyak, harus segera laundry, karena pertimbangan kerapian penataan lemari, dan
kemaslahatan hubungan.
Ketika masih sendiri, masak
mie instan porsi single. Setelah menikah masak porsi double, blender bumbu, pake telor, tambah sayur dikit, dan saos. Supaya rasa mie nya bikin suami kangen.
Ketika masih sendiri, enjoy
masak tumis-tumis. Setelah nikah “hufh, masak tumis lagi, bosyen.” Lalu lanjut
buka tutorial masak di yutub, dengan harapan level masaknya meningkat. Dan akhirnya berujung tanpa implementasi, hanya untuk
inspirasi dan memperluas wawasan per-dapur-an.
Pertanyaan “kita udah nikah
ya?” juga sering muncul ketika salah satu diantara kami sedang bengong, nyari
bahan obrolan, dan caper. Caper minta dipeluk, dimanja, karena udah halal. Eeaak..
"Kita udah nikah ya?" juga sering hadir ketika kami ingin mengekspresikan kasih sayang yang semakin menggebu dan tak terbendung, lalu kesemsem gak jelas seperti abege labil.
"Kita udah nikah ya?" juga sering hadir ketika kami ingin mengekspresikan kasih sayang yang semakin menggebu dan tak terbendung, lalu kesemsem gak jelas seperti abege labil.
“Kita udah nikah ya?” Sebenarnya
dapat menjadi “alarm” untuk semua pasangan yang telah menikah. Bahwasanya ada
banyak tanggung jawab menanti setelah menikah. Bukan hanya sekedar persiapan ceremonial
pernikahan, tapi juga tentang bagaimana mengarungi pahit, manis, asem, dan
asinnya kehidupan bersama.
Dan yang paling penting diantara semuanya, pertanyaan “kita udah nikah
ya?” juga muncul karena kami menyadari bahwa hubungan kami berada di “halal track” yang di ridhai Allah
tentunya. Yup, we are definitely happy
for that!
Komentar
Posting Komentar