YSEALI: A (NEVER) DREAM COMES TRUE -PART 2-
Trip To USA
31 Januari 2016
Setelah berminggu-minggu dengerin lagu Party in the USAnya Miley Cyrus, akhirnya waktu yang dinantikan tiba. Tepat pukul 03.00 WIB dini hari aku terbangun karena dering telpon kamar. Resepsionis hotel membangunkanku untuk bersiap-siap karena mobil yang akan mengantarku ke Bandara berangkat 30 menit lagi.
Pihak US Embassy memberikan hotel yang berada tidak jauh dari Bandara Soekarno - Hatta untuk memudahkanku menuju bandara. Mereka juga telah menyiapkan semuanya: Visa, berkas administrasi, hotel, hingga mobil menuju bandara. Aku bergegas cepat, tidak boleh lengah, karena aku berangkat sendiri. Iya. Sendiri. Ke US. Ini pengalaman pertamaku ke luar negeri. Dan ini ke US. Dan ini sendiri. sendiri! It's so challenging!
Tiba di bandara, aku buru-buru mencari loket "American Airline" seperti yang tertera di travel itinerary. sendiri muter-muter tapi ga nemu. Udah tanya ke beberapa petugas bandara tapi mereka bilang ga ada American Airline di Soetta. Aku panik. Mau telpon pihak embassy tapi ga enak subuh-subuh gini. Duh!
Akhirnya salah satu petugas bandara mengarahkanku ke Japan Airline. "American Airline operated by Japan Airline mba" jelasnya. Oh well, thanks god. Aku berlari kecil ke arah loket Japan Airlines dan segera check in. Sekalian check in koper, nanti diambil saat tiba di Atlanta. Jadi biar ga ribet saat transit di Jepang dan Texas nanti, aku ga perlu ambil dan seret2 koper. Tiba saat boarding, aku mulai gugup ninggalin Indonesia. Pijakan kaki terakhir di bandara sebelum boarding aku buat slow motion gitu biar agak dramatis. Tapi seriously, aku rada nervous but have to stay focus.
Masuk pesawat, nyari-nyari nomor kursi. Ternyata kursinya bisa selonjoran, dapat front row dan sendiri. Mantep nih, 2 kursi buat aku seorang. Aku dapat kelas bisnis deh kayaknya, di tiket ga ditulis kelas ekonomi atau bisnis, cuma ditulis nomor kursinya tok. Yaaa intinya selama penerbangan dapat service yang mantap. makanan, snack, minuman datang bentar-bentar. kekenyangan. Penerbangan 8 jam ke Narita Jepang jadi ga berasa. (Eh, 8 atau 6 jam ya, lupa).
Setibanya di Jepang, jantung mulai berdegup kencang lagi. Karena ga tau harus kemana dan gimana. Akhirnya menyemangati diri sendiri, cari-cari petunjuk arah, nyampe counter, check in penerbangan selanjutnya, melewati security check yang harus buka-buka sepatu, nunggu, pesawat delay, nunggu lagi, dan akhirnya boarding ke American Airline heading to Texas.
Naik American Airlines berasa liliput, bule-bulenya tinggi, kabinnya tinggi, udah jinjit masih ga nyampe dan akhirnya dibantu pramugari. kali ini beneran kelas ekonomi, dapat kursi tengah, ga bisa selonjoran. Jadi akhirnya tiduran sambil dengar musik. Penerbangan kali ini cukup melelahkan, 15 Jam!
Nyampe Dallas-Texas jam 7 malam dan masih tanggal 31 Januari. Jet Lag? iya. Tapi jet lag nya ilang karena terpukau sama bandaranya yang megah. Dari satu terminal ke terminal lainnya naik kereta listrik yang letaknya di lantai atas. Aku yang notabene wong deso ya terperangah. Canggih. Aku coba liat keluar tapi ga bersalju.
Sama seperti di Jepang, aku juga masih mengandalkan penunjuk arah. Dan akhirnya tiba di lokasi registrasi visitor ke Amerika. Setiap turis yang ke Amerika, pasti akan melewati proses ini. Registrasi ini dilakukan di bandara pertama kita mendarat di Amerika.
Buru-buru ngisi form, dan ikut antrian panjang. Deg-degan, karena pesawat selanjutnya ke Atlanta boarding sejam lagi. Dalam waktu sempit, aku memberanikan diri curcol ke petugas tentang pesawat yang mau boarding. mereka membantuku dengan ngecek jadwal pesawat, dan kabar baiknya pesawatnya delay (lagi).
Mulai lega, ngantri santai, melewati registrasi, cek in, security check, nunggu, dan boarding to Atlanta. Tiba di Atlanta jam 11 malam. Nunggu bagasi, tapi ga nyampe-nyampe. OMG. Kata petugasnya, tunggu aja 1 pesawat lagi, mungkin nyelip kesitu. Well, then I wait sambil texting pihak kampus tentang penjemputan. Mereka udah ngabarin akan ada travel yang jemput, tapi karena 2x delay dan lama nunggu bagasi, aku jadi ragu apa mereka masih menunggu.
Setelah koper aman bersamaku, aku melangkahkan kaki keluar bandara. Dingin, its winter in USA. OMG, perlu beberapa detik untuk menyadari aku di USA. Jam menunjukkan pukul 12 malam dan 8 derajat Celcius. Aku sama sekali tidak panik. setidaknya aku sudah tiba di Amerika dengan selamat, sehat, dan untuk pertama kalinya menghirup udara Amerika.
Aku coba chat via messenger ke grup YSEALI, mereka mulai panik karena tengah malam aku masih di bandara, sendiri, dan travelnya ga ada lagi. Dosen-dosennya juga mulai panik. Mereka menyarankan agar aku naik taxi. saat itu juga aku teringat. Duh, lupa tukar rupiah ke dolar. Aku ga punya sepeser dolar pun! Padahal rencana awalnya mau nukar di bandara soetta, tapi kelupaan karena sibuk nyari pesawat. Kacau!
Aku sharing di grup chat kalo aku ga bawa dolar, dan salah satu teman Indonesia yang sama sekali belum ku kenal mengatakan nanti ia akan membayarnya saat aku tiba di hotel. Baiklah. Nyari taksi dan minta antar ke hotel. tiba di hotel, ngutang dulu ke teman. Duh! Baru nyampe US udah ngutang aja. Thanks Awang!
Mereka memaksaku untuk segera masuk ke kamar dan istirahat. Roommate ku sudah tidur, aku langsung ganti pakaian dan berbaring.
Pagi hari, aku bersiap dan bergegas untuk sarapan. Wajah-wajah Asia emang keliatan ya, jadi kami saling berkenalan. Pagi itu juga aku pihak kampus memberiku ipad dan HP yang bisa digunakan untuk keperluan mengetik, browsing, dll. Aku pastinya keperluan nge-game.
Setiap kampus yang bekerja sama dengan US Department of State untuk program YSEALI menerapkan kebijakan yang berbeda-beda. Ada kampus yang tidak memberikan fasilitas seperti ipada dan HP, tapi mereka memberikan uang saku yang banyak. ada juga yang memberikan HP dan Ipad, tapi uang sakunya lebih sedikit. Jika ditotalkan, jumlah yang diterima oleh participants di setiap kampus sama, hanya saja dalam bentuk yang berbeda.
Untuk aktifitas selama di US, ketemu di Part 3 ya. See you
Komentar
Posting Komentar