Mercusuar Willems Torren, Pulo Aceh - Aceh Besar

Pemandangan dari lokasi Mercusuar Willems Torren


Pulo Aceh merupakan sebuah kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar, Propinsi Aceh. Pulo Aceh terdiri dari 2 pulau yaitu Pulo Breuh dan Pulo Nasi.
Untuk menuju ke Pulo Breuh, kita harus naik boat dari Pelabuhan Lampulo, Banda Aceh.
Sedangkan untuk menuju ke Pulo Nasi, kita harus naik boat dari Ulee Lheu, Banda Aceh.

Weekend kali ini, saya dan suami memilih Pulo Breuh sebagai destinasi untuk menghilangkan penat, sekalian jalan-jalan menikmati keindahan pulau terluar Republik Indonesia. Beruntung sekali, kami punya teman di Pulo Breuh jadi tidak kebingungan mencari penginapan, makan, dan hal penting lainnya.

Boat berangkat pukul 13.00 WIB dari pelabuhan Lampulo ke Pulo Breuh. Jarak tempuh dari Banda Aceh ke Pulo Breuh kurang lebih 2 jam dengan ongkos boat Rp. 25.000/orang dan Rp. 25.000/motor. Ada 2 boat untuk ke Pulo Breuh: 1) Pelabuhan Lampuyang, Pulo Breuh dan 2) Pelabuhan Gugop, Pulo Breuh. Kami memilih pelabuhan Gugop, karena akan tinggal di desa yang dekat dengan pelabuhan tsb.

Boat BNA-Gugop (PP)


Setibanya di Pulo Breuh, kami langsung menuju penginapan di Gampong Ulee Paya. Penginapannya cukup sederhana, hanya ada 3 kamar (2 kamar fasilitas double bed, lemari & fan, 1 kamar utk backpaker), dan kamar mandi diluar. Kondisi bersih dan worth to stay. oia, ada kedai kopi tepat di depan penginapan, jadi gampang kalo pengen ngopi.

Penginapan (Tampak Depan)

Ini Kamarnya


Keesokan harinya, kami menuju destinasi utama pulai ini, yaitu Mercusuar Willems Torren, masyarakat setempat menyebutnya "lampu". Mercusuar ini dibangun sejak masa Belanda dulu dan masih kokoh hingga saat ini. sangat kokoh dan tangguh.

Jalan yang dilalui kebanyakan beraspal. hanya sebagian kecil yang masih belum diaspal. Pulo Aceh cukup sepi, masih banyak sekali bukit dan lahan kosong. Dalam perjalanan menuju ke Mercusuar, kami melewati Desa Rinon. konon, sebenarnya ujung kilometer 0 Indonesia berada di desa ini. RI-NOL dan lama kelamaan berubah menjadi RINON. JIka dilihat dari google map, bisa dibuktikan bahwa desa Rinon ini memang terletak di ujung Indonesia. Nah, dari Rinon, kita berbelok kiri menuju ke Desa Meulingge. Di desa inilah Mercusuar berada.

Tiba saatnya masuk ke jalan menuju mercusuar. Jalannya masih tanah liat dan sedikit batu-batu besar. Bisa saya bayangkan bagaimana kondisi jalan ini jika hujan turun, pasti sangat becek dan tidak bisa dilalui sepeda motor. oia, jalan ini hanya bisa dilalui sepeda motor, BIG NO untuk mobil.

Saya dan suami sempat jatuh karena jalannya memang sulit untuk dilalui. saya juga beberapa kali turun dari motor dan berjalan kaki untuk memudahkan motornya lewat. Terdapat beberapa ruas jalan setapak yang harus dilalui, kiri kanan dipenuhi rumput panjang dan pohon, pertanda jalan ini jarang dilewati. Jalurnya juga menanjak dan menurun, agak sempoyongan juga di motor. Dalam hati saya janji, ga akan mau balik ke Mercusuar ini kalo jalannya belum beres. Cape.

Jalan Menuju Mercusuarnya gini nih


But Wait, setibanya di Mercusuar ada rasa lega yang jauh lebih besar dari rasa lelah. Mercusuar yang menjulang tinggi berdiri kokoh membelakangi samudera Hindia. Bangunan peninggalan Belanda berjejer di depannya, berpadu indah dengan hamparan samudra dan langit biru, memukau siapapun yang melihatnya.

Itu Mercusuarnya

Dari atas mercusuar Willems Torren

Jamal & Nanda


Sebenarnya, sudah sejak lama saya mengimpikan datang ke pulau ini, tp baru bisa terwujud di 2017. sudah lama saya mendengar kabar tentang indahnya pulau terluar RI ini, dan akhirnya saya disini dan merekam setiap sudut indahnya dalam memori saya.

Lesson Learn dari Pulo Breuh

1. Masyarakatnya SANGAT ramah. Feels like my own village.
2. Merupakan hal yang aneh bagi masyarakat setempat jika mencabut kunci dari motor. semua motor yang terparkir, pasti ada kuncinya. Jadi siapapun bisa menggunakannya. Cukup teriak "Pinjam motornya ya" dan langsung cabut. Karena pulau kecil, jd hampir semua warganya saling kenal dan mereka percaya satu sama lain. We can't find it in any other city.
3. Tidak hanya tentang motor. kedai kopi juga begitu. santai saja jika kita sedang ngopi dan pemiliknya pergi keluar lalu meninggalkan kedainya pada kita. Bahkan, jika sudah cukup dekat, mereka akan bilang dimana mereka menaruh kunci kedai kopinya. Jadi kita bisa datang kapan saja dan membuat kopi sendiri.

Di Pulo Aceh, kunci hanya alat yang tidak terlalu berharga. karena ada yang lebih berharga dari itu, yaitu PERCAYA/TRUST. Hal ini yang sulit kita dapatkan pada masyarakat kota. Trust lebih berharga dari apapun, tidak ternilai, dan mereka menerapkan ini dalam kehidupan sehari-harinya.
saya cemburu pada cara hidup mereka. sangat damai dan tenang. tidak takut kehilangan harta, mereka hanya takut kehilangan rasa percaya. Di pulo Aceh, kunci kedai hanya formalitas, kunci motor hanya accesoris. Tapi PERCAYA adalah segalanya.

For me, my self, TRUST is all I need.
Sedikit curcol, I've liv emy life this long tapi trust adalah hal yang sangat sulit ditemukan. Laykanya mutiara di dasar lautan. Tidak heran jika saya ingin pindah dan tinggal di pulau itu. suatu hari nanti.

TIPS
1. Bawa sandal teplek. Heels and wedges don't work.\
2. Bawa motor untuk memudahkan transportasi. isi bensin full before departure.
3. Be kind, smile, and the people will be your friend.

BIAYA
Boat: Rp. 25.000/orang dan Rp. 25.000/motor
Penginapan Meurandeh: Rp. 120.000/malam
Kopi: Rp. 3.000/gelas

Komentar

Postingan Populer